Diberitakan Reuters, Minggu 15 April 2012, kedua pihak yang bertemu di Istanbul, Turki, sepakat untuk melanjutkan pembicaraan pada bulan depan di Bagdad, Irak. Kesepakatan untuk bertemu kembali ini dipandang sebuah hasil yang konstruktif.
Dalam pertemuan yang melibatkan Iran dan enam negara, yaitu lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB --Amerika Serikat, China, Prancis, Inggris, dan Rusia, ditambah Jerman (P5+1)--, belum membuahkan hasil apa pun.
Salah satu tuntutan Iran adalah dicabutnya sanksi dan embargo atas negara tersebut. Selain itu, mereka juga menuntut negara-negara dunia untuk mengakui pengayaan uraniumnya.
Ketua delegasi Iran, Saeed Jalili, mengatakan bahwa permintaan harus dipenuhi demi solusi yang damai.
AS dan sekutunya menolak permintaan Iran hingga pemerintahan Ahmadinejad mampu membuktikan bahwa mereka tidak tengah membuat senjata nuklir seperti yang dituduhkan. Jalili mengatakan, mereka tidak perlu membuktikan apa pun, karena Iran berhak memiliki program nuklir yang diatur dalam Traktat Non Proliferasi Nuklir.
"Pengayaan uranium adalah hak sebuah negara untuk memanfaatkannya bagi tujuan damai," kata Jalili. Barat mengatakan, Iran telah melanggar traktat tersebut karena melakukan penelitian senjata nuklir.
Permasalahan nuklir Iran telah menjadi momok bagi pemerintahan Barat dan perdamaian dunia. Sebelumnya, Israel mengancam akan menyerang Iran jika tidak menghentikan program nuklirnya. Hal ini dikhawatirkan akan memicu perang yang lebih luas dan meroketnya harga minyak.
Dia melanjutkan, perundingan ini Mei nanti diharapkan dapat meredam ketegangan dan membentuk kepercayaan dunia pada Iran. Pertemuan di Istanbul diharapkan menjadi landasan positif dalam membentuk kerangka pokok pada perundingan selanjutnya.
Sumber : http://dunia.vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar